Everything at once
Selasa, 04 Maret 2014
anatomi dan fisiologi sistem muskoloskeletal
ANATOMI DAN
FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL
Sistem
muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap
pergerakan. Komponen utama system musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem
ini terdiri dari tulang, sendi, otot, tendon, ligament, bursae, dan
jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.
A. Tulang
1. Bagian-bagian utama tulang rangka
Tulang rangka
orang dewasa terdiri atas 206 tulang. Tulang adalah jaringan hidup yang akan
suplai saraf dan darah. Tulang banyak mengandung bahan kristalin anorganik
(terutama garam-garam kalsium) yang membuat tulang keras dan kaku, tetapi
sepertiga dari bahan tersebut adalah jaringan fibrosa yang membuatnya kuat dan
elastis.
Klasifikasi tulang pada orang dewasa digolongkan
pada dua kelompok yaitu axial skeleton dan appendicular skeleton.
1. Axial Skeleton
(80 tulang)
Tengkorak 22 buah tulang
Tulang cranial (8
tulang) Frontal 1
Ø Parietal 2
Ø Occipital 1
Ø Temporal 2
Ø Sphenoid 1
Ø Ethmoid 1
Tulang fasial (13
tulang) Maksila 2
Ø Palatine 2
Ø Zygomatic 2
Ø Lacrimal 2
Ø Nasal 2
Ø Vomer 1
Inferior nasal
concha 2
Tulang mandibula
(1 tlng) 1
Tulang telinga
tengah Malleus 2
Incus 2
Stapes 2
6 tulang
Tulang hyoid 1 tulang
Columna vertebrae Cervical 7
Thorakal 12
Lumbal 5
Sacrum (penyatuan
dari 5 tl) 1
Korkigis
(penyatuan dr 3-5 tl) 1
26 tulang
Tulang rongga
thorax Tulang iga 24
Sternum
1
25 tulang
2. Appendicular
Skeleton (126 tulang)
Pectoral girdle Scapula 2
Clavicula 2
4 tulang
Ekstremitas atas Humerus 2
Ø Radius 2
Ø Ulna 2
Ø Carpal 16
Ø Metacarpal 10
Ø Phalanx 28
60 tulang
Pelvic girdle Os coxa 2 (setiap os coxa terdiri dari
penggabungan 3 tulang) 2 tulang
Ekstremitas bawah Femur 2
Ø Tibia 2
Ø Fibula 2
Ø Patella 2
Ø Tarsal 14
Ø Metatarsal 10
Ø Phalanx 28
60 tulang
Total 206 tulang
Fungsi utama
tulang-tulang rangka adalah :
a)
Sebagai
kerangka tubuh, yang menyokong dan memberi bentuk tubuh
b)
Untuk
memberikan suatu system pengungkit yang digerakan oleh kerja otot-otot yang
melekat pada tulang tersebut; sebagai suatu system pengungkit yang digerakan
oleh kerja otot-otot yang melekat padanya.
c)
Sebagai
reservoir kalsium, fosfor, natrium, dan elemen-elemen lain
d)
Untuk
menghasilkan sel-sel darah merah dan putih dan trombosit dalam sumsum merah
tulang tertentu.
2. Struktur tulang
Dilihat dari
bentuknya tulang dapat dibagi menjadi :
a.
Tulang
panjang ditemukan di ekstremitas
b.
Tulang
pendek terdapat di pergelangan kaki dan tangan
c.
Tulang
pipih pada tengkorak dan iga
d.
Tulang
ireguler (bentuk yang tidak beraturan) pada vertebra, tulang-tulang wajah, dan
rahang.
e.
Seperti
terlihat pada gambar di bawah ini, lapisan terluar dari tulang (cortex)
tersusun dari jaringan tulang yang padat, sementara pada bagian dalam di dalam
medulla berupa jaringan sponge. Bagian tulang paling ujung dari tulang
panjang dikenal sebagai epiphyseyang berbatasan dengan metaphysis.
Metaphysis merupakan bagian dimana tulang tumbuh memanjang secara longitudinal.
Bagian tengah tulang dikenal sebagai diaphysisyang berbentuk silindris.
Unit struktural
dari cortical tulang compacta adalah system havers, suatu jaringan (network)
saluran yang kompleks yang mengandung pembuluh-pembuluh darah mikroskopis yang
mensuplai nutrient dan oksigen ke tulang, lacuna, dan ruang-ruang
kecil dimanaosteosit berada.
Jaringan lunak di
dalam trabeculae diisi oleh sumsum tulang : sumsum tulang merah dan
kuning. Sumsum tulang merah berfungsi dalam hal hematopoesis, sementara
sumsum kuning mengandung sel lemak yang dapat dimobilisasi dan masuk ke aliran
darah.Osteogenic cells yang kemudian berdiferensiasi
ke osteoblast (sel pembentuk tulang) danosteoclast (sel
penghancur tulang) ditemukan pada lapisan terdalam
dari periosteum.Periosteum adalah lembar jaringan fibrosa dan terdiri atas
banyak pembuluh darah.
Vaskularisasi, tulang
merupakan jaringan yang kaya akan vaskuler dengan total aliran darah sekitar
200 sampai 400 cc/menit. Setiap tulang memiliki arteri penyuplai darah yang
membawa nutrient masuk didekat pertengahan tulang, kemudian bercabang ke atas
dan ke bawah menjadi pembuluh-pembuluh darah mikroskopis. Pembuluh darah ini
mensuplaicortex, marrow, dan system haverst.
Persarafan, serabut
syaraf sympathetic dan afferent (sensori) mempersyarafi tulang. Dilatasi
kapiler darah dikontrol oleh syaraf symphatetic, sementara serabut syaraf
afferent mentransmisikan rangsangan nyeri.
3. Perkembangan
dan pertumbuhan tulang
Perkembangan dan
pertumbuhan pada tulang panjang tipikal :
Tulang didahului oleh model kartilago.
Kolar periosteal
dari tulang baru timbul mengelilingi model korpus. Kartilago dalam korpus ini
mengalami kalsifikasi. Sel-sel kartilago mati dan meninggalkan ruang-ruang.
Sarang lebah dari
kartilago yang berdegenerasi dimasuka oleh sel-sel pembentuk tulang
(osteoblast),oleh pembuluh darah, dan oleh sel-sel pengikis tulang
(osteoklast). Tulang berada dalam lapisan tak teratur dalam bentuk kartilago.
Proses osifikasi
meluas sepanjang korpus dan juga mulai memisah pada epifisis yang menghasilkan
tiga pusat osifikasi.
Pertumbuhan
memanjang tulang terjadi pada metafisis, lembaran kartilago yang sehat dan
hidup antara pusat osifikasi. Pada metafisis sel-sel kartilago memisah secara
vertical. Pada awalnya setiap sel meghasilkan kartilago sehat dan meluas
mendorong sel-sel yang lebih tua. Kemudian sel-sel mati. Kemudian semua runag
mebesar untuk membentuk lorong-lorong vertical dalm kartilago yang mengalami
degenerasi. Ruang-ruang ini diisi oleh sel-sel pembentuk tulang.
Pertumbuhan
memanjang berhenti pada masa dewasa ketika epifisis berfusi dengan korpus.
Pertumbuhan dan
metabolisme tulang dipengaruhi oleh mineral dan hormone sebagai berikut :
ü Kalsium
dan posfor, tulang mengandung 99% kalsium tubuh dan 90% posfor. Konsentrasi
kalsium dan posfor dipelihara dalam hubungan terbalik. Sebagai contoh, apabila
kadar kalsium tubuh meningkat maka kadar posfor akan berkurang.
Ø ü Calcitonin, diproduksi oleh
kelenjar typoid memilki aksi dalam menurunkan kadar kalsium serum jika
sekresinya meningkat diatas normal.
Ø ü Vitamin D, penurunan vitamin D
dalam tubuh dapat menyebabkan osteomalacia pada usia dewasa.
Ø ü Hormon paratiroid (PTH), saat kadar
kalsium dalam serum menurun, sekresi hormone paratiroid akan meningkat dan
menstimulasi tulang untuk meningkatkan aktivitas osteoplastic dan menyalurkan
kalsium kedalam darah.
Ø ü Growth hormone (hormone
pertumbuhan), bertanggung jawab dalam peningkatan panjang tulang dan penentuan
jumlah matrik tulang yang dibentuk pada masa sebelum pubertas.
Ø ü Glukokortikoid, adrenal
glukokortikoid mengatur metabolisme protein.
Ø ü Sex hormone, estrogen menstimulasi
aktivitas osteobalstik dan menghambat peran hormone paratiroid. Ketika kadar
estrogen menurun seperti pada saat menopause, wanita sangat rentan terhadap
menurunnya kadar estrogen dengan konsekuensi langsung terhadap kehilangan masa
tulang (osteoporosis). Androgen, seperti testosteron, meningkatkan anabolisme
dan meningkatkan masa tulang.
2. Sendi
Artikulasi atau sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang.
Tulang-tulang ini dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi,
pita fibrosa, ligament, tendon, fasia, atau otot. Sendi diklasifikasikan sesuai
dengan strukturnya.
a. Sendi fibrosa
(sinartrodial)
Merupakan sendi yang tidak dapat bergerak. Tulang-tulang dihubungkan
oleh serat-serat kolagen yang kuat. Sendi ini biasanya terikat misalnya sutura
tulang tengkorak.
b. Sendi
kartilaginosa (amfiartrodial)
Permukaan tulang ditutupi oleh lapisan kartilago dan dihubungkan oleh
jaringan fibrosa kuat yang tertanam kedalam kartilago misalnya antara korpus
vertebra dan simfisis pubis. Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan sedikit
bebas.
c. Sendi synovial
(diartrodial)
Sendi ini adalah jenis sendi yang paling umum. Sendi ini biasanya
memungkinkan gerakan yang bebas (mis., lutut, bahu, siku, pergelangan tangan,
dll.) tetapi beberapa sendi sinovial secara relatif tidak bergerak (mis., sendi
sakroiliaka). Sendi ini dibungkus dalam kapsul fibrosa dibatasi dengan membran
sinovial tipis. Membran ini mensekresi cairan sinovial ke dalam ruang sendi
untuk melumasi sendi. Cairan sinovial normalnya bening, tidak membeku, dan tidak
berwarna atau berwarna kekuningan. Jumlah yang ditemukan pada tiap-tiap sendi
normal relatif kecil (1 sampai 3 ml). hitung sel darah putih pada cairan ini
normalnya kurang dari 200 sel/ml dan terutama adalah sel-sel mononuclear.
Cairan synovial juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi rawan sendi.
Permukaan tulang dilapisi dengan kartilago artikular halus dan keras
dimana permukaan ini berhubungan dengan tulang lain. Pada beberapa sendi
terdapat suatu sabit kartilago fibrosa yang sebagian memisahkan tulang-tulang
sendi (mis., lutut, rahang)
Jenis sendi
synovial :
a.
Sendi
peluru, missal pada persendian panggul dan bahu, memungkinkan gerakan bebas
penuh.
b.
Sendi
engsel memungkinkan gerakan melipat hanya pada satu arah dan contohnya adalah
siku dan lutut.
c.
Sendi
pelana memungkinkan gerakan pada dua bidang yang saling tegak lurus. Sendi pada
dasar ibu jari adalah sendi pelana dua sumbu.
d.
Sendi
pivot contohnya adalah sendi antara radius dan ulna. Memungkinkan rotasi untuk
melakukan aktivitas seperti memutar pegangan pintu.
e.
Sendi
peluncur memungkinkan gerakan terbatas kesemua arah dan contohnya adalah
sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangan.
3. Otot Rangka
a. pengertian otot
( musculus)
Otot (musculus) merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh
dapat bergerak. Ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel
terjadi karena sitoplasma mengubah bentuk. Pada sel – sel, sitoplasma ini merupakan benang – benang
halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan maka
miofibril akan memendek. Dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya
kearah tertentu (berkontraksi).
b. Ciri-ciri Otot
1. Kontraktilitas
Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat
atau mungkin juga tidak melibatkan pemendekan otot. Serabut akan terolongasi
karena kontraksi pada setiap diameter sel berbentuk kubus atau bulat hanya akan
menghasilkan pemendekan yang terbatas.
2. Eksitabilitas
Serabut otot akan
merespon dengan kuat jika distimulasi oleh implus saraf.
3. Ekstensibilitas
Serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang
melebihi panjang otot saat relaks.
4. Elastilitas
Serabut otot dapat
kembali ke ukurannya semula setelah berkontraksi atau meregang.
OTOT DAN KERJA
OTOT
Otot rangka merupakan setengah dari berat badan orang dewasa. Fungsi
utamanya adalah untuk menggerakan tulang pada artikulasinya. Kerja ini dengan
memendekkan (kontraksi) otot. Dengan memanjang (relaksasi) otot memungkinkan
otot lain untuk berkontraksi dan menggerakan tulang.
Otot ada yang melekat langsung pada tulang, tetapi dimana bagian
terbesarnya mempengaruhi fungsi (mis., pada tangan), tangan yang berhubungan
langsung dengan tulang, atau dimana kerjanya perlu dikonsentrasikan, otot
dilekatkan dengan tendon fibrosa. Tendon menyerupai korda, seperti tali, atau bahkan
seperti lembaran (mis.,pada bagian depan abdomen). Tidak ada otot yang bekerja
sendiri. Otot selalu bekerja sebagai bagian dari kelompok, dibawah control
system saraf.
Fungsi otot dapat digambarkan dengan memperhatikan lengan atas. Otot
bisep dari lengan atas dilekatkan oleh tendon ke skapula. Perlekatan ini
biasanya tetap stasioner dan adalah asal (origo) dari otot. Ujung yang lain
dari otot dilekatkan pada radius. Perlekatan ini untuk menggerakan otot dan
diketahui sebagai insersio dari otot.
Bisep adalah otot fleksor; otot ini menekuk sendi, mengangkat
lengan saat ia memendek. Otot ini juga cenderung memutar lengan untuk
memposisikan telapak tengadah karena titik insersinya. Otot trisep pada
punggung lengan atas adalah otot ekstensor; otot ini meluruskan sendi,
mempunyai aksi yang berlawanan dengan otot bisep.
Selama fleksi
sederhana (menekuk) siku :
a)
Bisep kontraksi ? ini adalah penggerak utama
b)
Trisep rileks secara refleks ? ini adalah antagonis
c)
Otot tertentu pada lengan berkontraksi untuk mencegah gerakan berguling
d)
Otot di sekitar bahu berkontaksi untuk memantapkan sendi bahu
STRUKTUR
OTOT RANGKA
Otot rangka
tersusun atas sejumlah besar serat-serat otot. Sel-sel silindris tidak
bercabang. Otot ini disokong oleh jaringan ikat dan mempunyai banyak suplai
darah dan saraf. Setiap sel mempunyai banyak nuklei dan mempunyai penampilan
lurik. Dindingnya atau sarkolema, mengandung myofibril yang dibungkus dengan
rapat dalam sarkoplasma cair. Didalamnya juga ada banyak mitokondria. Warna
merah dari otot berhubungan dengan mioglobin, suatu protein seperti hemoglobin
dalam sarkoplasma
Setiap miofibril
mempunyai lurik (striasi) terang dan gelap secara bergantian, disebut pita I
dan A secara berurutan. Striasi disebabkan oleh 2 tipe filamen, satu mengandung
proteinaktin, dan lainnya mengandung protein myosin.
Kontraksi otot
adalah karena reaksi filament aktin dan miosin satu sama lain, seperti ketika
mereka menyisip satu sama lain dan menarik ujung dari sel otot saling mendekat.
Serat otot memendek sampai dengan sepertiga dari panjangnya saat kontraksi.
Serat-serat otot
biasanya menjalar sejajar terhadap arah tarikan, baik tanpa tendon (otot
kepeng) mis., otot interkostal, atau dengan tendon pada ujungnya (otot
fusiformis) mis., otot bisep. Otot-otot ini mempunyai rentang gerak yang besar
tetapi relative lemah.
Otot pennate lebih
kuat daripada tipe otot di atas, tetapi mempunyai rentang gerak lebih pendek.
Pada otot ini, serat-serat menjalar membentuk sudut terhadap arah tarikan dan
menyisip ke dalam tendon sentral atau tendon pengimbang.
HISTOLOGY
OTOT
Ada tiga jenis
jaringan otot yang dapat dibedakan atas dasar strukturnya dan ciri fiologis
yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung.
Otot polos (smooth
muscle/involuntary muscle)
Otot polos
mengandung sel berbentuk spindle dengan panjang 40-200 µm dengan inti terletak
di tengah. Myofibril ini sukar diperlihatkan dan tidak mempunyai corak
melintang. Serabut reticular transversa menghubungkan sel-sel otot yang
berdekatan dan membentuk suatu ikatan sehingga membentuk unik fungsional. Otot
polos tidak dibawah pengaruh kehendak.
Otot lurik
(skeleton muscle/voluntary muscle)
Otot lurik
mengandung sel-sel otot (serabut otot) dengan ukuran tebal 10-100 µm dan
panjang 15 cm. Serabut otot lurik berasal dari myotom, inti terletak dipinggir,
dibawah sarcolema.memanjang sesuai sumbu panjang serabut otot. Beberapa serabut
otot bergabung membentuk berkas otot yang dibungkus jaringan ikat yang disebut
endomycium. Bebefrapa endomycium disatukan jaringan ikat disebut perimycium.
Beberapa perimycium dibungkus oleh jaringan ikat yang disebut epimycium
(fascia). Otot lurik dipersyafi oleh system cerebrosfinal dan dapata
dikendalikan. Otot lurik terdapat pada otot skelet, lidah, diaphragm, bagian atas
dinding oesophagus.
Otot Jantung
Terdiri dari serabut otot yang bercorak yang bersifat kontraksinya
bersifat otonom. Tetapi dapat dipengaruhi system vagal. Serabutnya
bercabang-cabang, saling berhubungan dengan serabut otot di dekatnya. Intinya
berbentuk panjang dan terletajk di tengah.Sarkosom jauh lebih banyak dari
pada otot rangka.
PERSARAFAN OTOT
RANGKA
Otot dipersarafi
oleh 2 serat saraf pendek :
Ø Saraf sensorik yang membawa impuls dari
otot, terutama dari reseptor regangan khusus, gelondong otot
Ø Saraf motorik yang membawa impuls ke otot
untuk memicu kontraksi otot
Korpus sel dari
sel-sel saraf motorik terdapat dalam kornu anterior substansia grisea dalam
medula spinalis. Setiap sel saraf mempunyai serat utama
atau akson yang bercabang untuk mempersarafi 50 sampai 200 serat
otot. Semua korpus sel mempersarafi satu sel otot yang terletak berdekatan
dalam medulla spinalis. Impuls saraf mencapai setiap serat otot kira-kira di
bagian tegahnya, pada motor end plate. Datangnya impuls saraf ini menyebabkan
simpanan asetilkolin dilepaskan dari motor end
plate. Asetilkolin bekerja untuk memperkuat impuls saraf. Ini menyebabkan
gelombang besar aktivitas listrik untuk menjalar sepanjang otot, menimbulkan
perubahan yang menyebabkan otot berkontraksi. Kekuatan kontaksi tergantung pada
jumlah serat-serat yang terstimulasi. Bila impuls berhenti maka otot rileks.
4. Tendon
Tendon merupakan berkas (bundel) serat kolagen yang melekatkan otot ke
tulang. Tendon menyalurkan gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot ke tulang.
serat kolagen dianggap sebagai jaringan ikat dan dihasilkan oleh sel-sel
fibroblas.
5. Ligament
Ligament adalah taut fibrosa kuat yang menghubungkan tulang ke tulang,
biasanya di sendi. Ligament memungkinkan dan membatasi gerakan sendi.
6. Bursae
Adalah kantong kecil dari jaringan ikat. Dibatasi oleh membran
sinovial dan mengandung cairan sinovial. Bursae merupakan bantalan diantara
bagian-bagian yang bergerak seperti pada olekranon bursae terletak antara
prosesus olekranon dan kulit
ANATOMI DAN
FISIOLOGI SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA KEHAMILAN
Trimester I
Pada trimester ini
tidak banyak perubahan pada musculoskeletal. Akibat peningkatan kadar hormone
estrogen dan progesteron, terjadi relaksasi dari jaringan ikat, kartilago, dan
ligament juga meningkatkan tingkat jumlah cairan synovial. Bersamaan dua
keadaan tersebut meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas persendian.
Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan biasanya nomal apabila asupan
nutrisinya khususnya produksi susu terpenuhi. Tulang dan gigi biasanya tidak
berubah pada kehamilan yang normal.
Karena pengaruh
hormon estrogen dan progesteron, terjadi relaksasi dari ligament-ligament dalam
tubuh menyebabkan peningkatan mobilitas dari sambungan/otot-otot pada pelvic.
Bersamaan dangan membesarnya ukuran terus menyebabkan perubahan yang drastis
pada kurva tulang belakang yang biasanya menjadi salah satu ciri pada seorang
ibu hamil. Perubahan-perubahan tersebut dapat meningkatkan ketidaknyamanan dan
rasa sakit pada bagian belakang yang bertambah seiring dengan penambahan umur
kehamilan.
Trimestre II
Selama trimester
kedua mobilitas persendian akan berkurang terutama pada daerah siku dan dan
pergelangan tangan dangan meningkatnya retensi cairan pada jaringan
konektif/jarinngan yang berhubungan disekitarnya.
Trimeser III
Sendi pelvic pada
saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Perubahan tubuh secara bertahap dan
peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita
berubah secara menyolok. Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul
miring kedepan, penurunan tonus otot perut dan peningkatan berat badan pada
ahir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang (redignment) kurvatura spinalis.
Pusat gravitasi wanita bergeser kedepan. Kurva lumbo sacrum normal harus
semakin melengkung dan didaerah servikodosral harus terbentuk kurvatura (fleksi
anterior kepala berlebuhan) untuk mempertahankan keseimbangan. Payudara yang
besar dan posisi bahu bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva punggung
dan kurva menonjol. Pergerakan menjadi lebih sulit. Struktur dan otot tulang
belakang bagian tengah dan bawah mendapat tekanan berat. Wanita muda yang cukup
berbobot dapat mentoleransi perubahan ini tanpa keluhan. Akan tetapi wanita
yang tua akan dapat mengalami gangguan punggung atau nyeri punggung yang cukup
berat selama dan segera setelah kehamilan.
Otot dinding perut
meregang dan akhirnya kehilangan sedikit tonus otot. Selama trimester ketiga
otot rektus abdominis dapat memisah, menyebabkan isis perut menonjol di garis
tengah tubuh. Umbilicus menjadi lebih datar atau menonjol. Setelah melahirkan
tonus otot secra bettahap kembali, tetapi pemisahan otot (dilatasi racti
abdominis)menetap.
Hormone
progesteron dan hormon estrogen relaxing menyebabkan relaxasi jaringan ikat dan
otot-otot, hal ini masimal terjadi pada satu minggu terahir kehamilan, proses
relaksasi ini memeberikan keasempatan pada panggul untukmeningkatkan
kapasitasnya sebagai persiapan proses persalinan, tulang public
melunakmenyerupai tulang sendipanggul yang tidak stabil, pada ibu hamil hal ini
menyebabkan sakit pinggang. Postur tubuh wanita secra bertahap mengalami
perubhan karena janin membesar dalam abdomen sehingga untuk mengkonpensai
penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang lebih
melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri
punggung, sendi pada beberapa wanita.
Lordosis progresif
merupakan gambaran yang karakteristiknya pada kehamilan normal. Untuk
mengkompensasi posisi anterior uterus yang semakin membesar, lordosis menggeser
pusat gravitasi ke belakang pada tungkai bawah. Mobilitas sendi sakroiliaka,
sakrorksigeal dan sendi pubis bertambah besar dan menyebabkan rasa tidak nyaman
di bagian bawah punggung khususnya pada akhir kehamilan.
Langganan:
Postingan (Atom)